Hal menarik dari Shopee Liga 1 tahun 2019 yang sedang berlangsung bukan hanya memantau jadwal bola saja, namun fenomena yang ada seputar pertandingan tersebut. Ada hal lain yang menarik jadi bahan pembicaraan media selain pertandinganya sendiri. Ada tren pemecatan sejumlah pelatih di awal kompetisi yang menarik pemberitaan dan juga masyarakat.
Shopee Liga 1 Diwarnai Dengan Aksi Pecat Pelatih
Fenomenal tersebut membuka mata publik betapa sulitnya posisi seorang pelatih di dunia sepak bola indonesia. Resiko menjadi pelatih bisa mencangkup ketika melatih, sebelum bahkan melakukan perubahan berarti sudah harus mundur dari posisinya. Bayangkan apa yang harus dilakukan setelah pemecatan tersebut. Dan berbagai aksi pemecatan pelatih terhitung sebanyak 9 kali oleh berbagai tim hanya pada Shopee Liga 1 saja, membuktikan betapa tak berdayanya para pelatih tersebut.
Rahmad Darmawan alias RD yang membawa klub Tira Persikabo, mengungkapkan status pelatih sepak bola di Indonesia adalah posisi yang selalu mendapat ancaman pemecatan oleh manajemen kapan saja, walau baru melatih seumur jagung. “Buat saya, itu resiko pelatih. Bahkan, sebelum pertandingan dimulai, itu adalah dinamika pelatih sepak bola di Indonesia,” ucap Rahmad Darmawan.
Terhitung sudah ada 3 orang Pelatih Liga 1 yang mengundurkan diri sampai Pekan ke-6. Trend yang digandrungi oleh para klub nusantara kini adalah mengaet pelatih asing dan lebih mendotong posisi para pelatih tanah air ini. Sementara turnamen masih berjalan, terhitung hnya segelintir pelatih Indonesia yang memimpin para klub yang bertanding. Nama-nama seperti Nil Maizar, Jan Saragih, Yunan Helmi, Djadjang Nurjaman, Seto Nurdiantoro, Jafri Sastra, dan Syafrianto Rusli tetap bertahan namun dengan pikiran was-was. Apakah mereka akan menambah daftar panjang pelatih yang dipecat sebelum turnamen bahkan selesai?
Selain, memantau liveskor terbaru dan persaingan di antara pemain serta tim pengikutnya. Pemirsa juga melihat ajang pecat dan bongkar pasang pelatih mewarnai persaingan di ajang Shope Liga 1 2019. Sepertinya banyak management yang menggunakan ajang tersebut untuk melakukan evaluasi kinerja pelatih sebelum melakukan persiapan pertandingan lainnya di masa yang akan datang.
Seperti yang diungkapkan oleh Manajer Persebaya Surabaya, Chandra Wahyudi, di mana manajemennya telah memberikan waktu untuk pelatih menunjukkan hasil memuaskan. Namun, tak kunjung terjadi. Hal tersebut yang ia jabarkan ketika ditanya mengenai keputusan manajeman klubnya setelah memecat pelatihnya ditengah-tengah berlangsungnya turnamen.
Djanur pelatih yang diberhentikan menerima keputusan manajemen tersebut dan bahkan menyatakan rasa tanggung jawabnya atas performa Persebaya. Terlepas track record yang baik sebagai pelatih dari Ibu Kota Jawa Timur itu, performa Persebaya memang masih jauh dari kata memuaskan. Dari keseluruhan tujuh pertandingan yang diikuti, tim Bajol Ijo ini cuma merasakan satu kali kemenangan.
Penampilan para pemain yang dinilai tidak mengalami kemajuan ditambah dampak adanya pelatih yang tidak dirasa signifikan. Menjadi alasan utama klub untuk memecat para pelatihnya.